Gejala DB VS Covid-19
Perbedaan DBD dengan Covid-19 Oleh dr.lydia Tantoso, Sp.Pd, FINASIM Jika badan kita demam berdarah umumnya terjadi selama beberapa hari dengan suhu tubuh dapat mencapai 40 derajat Celcius. Selain itu, demam yang dialami akibat demam berdarah disertai dengan gejala lain, seperti: Nyeri otot. Nyeri sendi. Sakit kepala. Perdarahan pada area gusi. Mimisan. Muncul bintik-bintik kemerahan pada kulit hingga memar. Paparan infeksi virus corona juga menyebabkan pengidapnya mengalami demam. Namun, menurut Centers for Disease Control and Prevention, gejala lainnya saat mengidap COVID-19, yaitu: Sakit kepala. Sakit tenggorokan. Mual dan muntah. Batuk kering. Nyeri dada. Sesak napas. Jika mengalami gejala tersebut, kamu bisa bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu ke luar rumah. Kamu juga bisa melakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat apabila butuh penanganan lebih lanjut. Mengetahui lebih dini infeksi virus corona dalam tubuh membantu menekan angka penyebaran dan penularan COVID-19. Itulah perbedaan gejala DBD dan corona. Demam yang tinggi selama beberapa hari perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan tes darah. Sebaiknya lakukan isolasi mandiri jika kamu mengalami beberapa gejala tersebut untuk hentikan penyebaran baik virus corona maupun penyakit DBD yang bisa mengakibatkan komplikasi berbahaya untuk kesehatan. Lebih Lanjut Seputar DBD dan COVID-19 Penyakit demam berdarah terjadi ketika seseorang mengalami paparan infeksi virus dengue yang dibawa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. DBD bisa menyebabkan pembuluh darah mengalami kerusakan dan bocor. Kerusakan dan kebocoran pada pembuluh darah menyebabkan penurunan kadar trombosit. Sementara itu, virus corona menginfeksi pernapasan pengidapnya. Pada beberapa kondisi, virus corona menyebabkan pengidapnya mengalami infeksi pernapasan ringan. Pada beberapa kondisi lainnya, virus corona menyebabkan infeksi pernapasan yang cukup berat pada bagian paru-paru. Berbeda dengan DBD, virus corona mudah menular melalui droplets saat pengidapnya batuk, bersin, atau bahkan berbicara.
Kriteria Orang yang tidak bisa diberikan Vaksin COVID-19 dari SINOVAC
Mayclinicers, karena begitu banyak pertanyaan mengenai vaksin covid maka kami paparkan disini siapa saja calon penerima vaksin covid khususnya sinovac tersebut.
.
Bagi yang sudah pernah terkonfirmasi covid maka sudah memiliki kekebalan alamiah terhadap covid, tidak perlu divaksin untuk tahun ini
.
Bagi orang yang swab pcr negatif tetapi ada anggota keluarga yg kontak dengannya dan dinyatakan terkonfirmasi covid maka pemberian vaksin ditunda, lakukan pemeriksaan komprehensif dulu sampai dinyatakan oleh dokter bahwa dapat divaksin.
.
Bagi yang mengidap penyakit seperti keterangan di gambar termasuk wanita hamil menyusui dan usia di bawah 18 tahun, tidak dapat menerima vaksin sinovac oleh karena penelitian yang ada sebelumnya tidak melibatkan populasi ini sehingga kita belum tahu kipi (kejadian ikutan paska imunisasi) yang dapat terjadi pada populasi ini.
.
Nah mayclinicers semoga sudah cukup jelas dengan penjelasan ini dan semoga bermanfaat bagi kita semua😊🙏
.
Saran kami, tetap tingkatkan imunitas tubuh dengan gaya hidup sehat, jalankan protokol kesehatan dengan sadar dan tertib serta vaksinasi diri dan keluarga dengan vaksin lainnya seperti influenza dan pneumonia untuk perlindungan lebih optimal.
.
Salam sehat selalu🙏
Terima kasih telah menggunakan layanan #vaksinasidirumah bersama @mayclinic8
Terima kasih telah menggunakan layanan #vaksinasidirumah bersama @mayclinic8
.
Tingkatkan terus imun tubuh dengan gaya hidup sehat dan vaksinasi pneumonia.
.
Vaksin pneumonia/ radang paru sangat dibutuhkan bagi usia yang rentan seperti anak kecil dan usia lanjut. Vaksin ini efektif dan aman serta hanya sekali suntik untuk seumur hidup.
.
Sudahkah Anda vaksin? Untuk kesehatan dan perlindungan diri dan keluarga tercinta.
.
Salam sehat selalu dan tetap lakukan 5 M di masa pandemi ini.
Moderna Vaccine Oleh dr.lydia Tantoso, Sp.Pd, FINASIM
Hello Mayclinicers !
banyak sekali dari kita yang takut untuk disuntik vaksin covid, bahkan banyak yang beralasan supaya tidak divaksin, padahal vaksin membantu kita supaya jangan kena Covid atau kalaupun kena, gejalanya diharapkan tidak menjadi berat dan bisa sembuh.
Nah, kita tahu bahwa sekarang Pemerintah lagi gencar untuk program vaksinasi supaya kita semua boleh secepatnya terbebas dari pandemi.
Dari sekian banyak vaksin yang beredar, saat ini Moderna lagi jadi trending topik.
Berikut sedikit cerita tentang vaksin Moderna
Vaksin ini adalah platform MRNA yang dimodifikasi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap Virus Covid.
Jadi, teman-teman, vaksin ini TIDAK MEMILIKI komponen virus Covid sama sekali yaa..
Dosis yang diberikan adalah 2 dosis dengan rentang waktu 28 hari.
Setelah mendapat 2 dosis maka efikasi yang didapatkan dapat mencapai 94.1% dalam mencegah Covid dan vaksin ini juga masih mampu melawan varian2 yang ada saat ini teman-teman.
Bagi yang berusia >17 tahun, ibu hamil trimester kedua ke atas, ibu menyusui, kelompok usia lanjut, kelompok penderita penyakit penyerta/ comorbid sesuai dengan skrining SILAHKAN vaksin yu segera.
Namun, kalau ada alergi terhadap vaksin pertama, maka vaksin kedua sebaiknya tidak dilakukan KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi) yang bisa terjadi pada umumnya sakit kepala, mual, muntah, sakit otot, sakit sendi, kaku, sakit pada tempat suntikan, lelah, dingin, demam dan kelenjar getah bening bengkak
Jangan takut KIPI nya teman2, bayangkan kalau kena vaksin aja bisa begitu apalagi kena virus aslinya. So, cepetan vaksin ya teman-teman, supaya semua sehat dan kita bisa secepatnya bebas dari pandemi covid ini. -mayclinic8.com-
Fenomena Long Covid-19 By Dokter Spesialis Dr. Lydia Tan Sp.PD.Finasim
Hello Mayclinicers !!
Yang perlu diperhatikan saat seseorang masuk di masa transisi paskacovid 19 adalah pemulihan untuk kesehatan fisik dan jiwa :
Pemulihan terkadang memerlukan waktu lebih panjang pada sebagian besar survivor covid 19. Terutama pasien2 yang sembuh dari infeksi paru berat akibat covid 19 Terbentuknya jaringan ikat paru atau fibrosis yang secara wajar terjadi paskainfeksi dapat menyebabkan fungsional paru dapat menurun. Selain itu, pemulihan fungsi paru yang terjadi secara perlahan tersebut juga turut dipengaruhi oleh proses akibat faktor usia, genetik, komorbid lain seperti darah tinggi, obesitas, dan diabetes.
masih sesak jika beraktivitas ringan sedang, batuk, mudah lelah, pusing dan pegal pegal. meningkatkan kekentalan darah yang dapat meningkatkan risiko seperti stroke, kebutaan, serangan jantung, gangguan pencernaan dan gangguan fungsi ginjal. Otot dapat mengecil dan pada akhirnya mengurangi kekuatan bergerak survivor covid
.-Terima Kasih Mayclinic8-
How To Avoide and Survive Covid-19
Hello Mayclinicers !!
Ikut Join yu with Microsoft Terms
Hari ini tanggal29 Juli 2021
Pukul 11:30 – 12:30
Bagaimana Cara Menghindari dan bertahan Untuk Covid -19 yang akan
di sampaikan oleh dokter spesialis Dr. Lydia Tan Sp.PD.Finasim
-Terima Kasih Mayclinic8-
10 Cluster Covid 19 di Jakarta
Rumah Sakit adalah tempat publik berisiko rendah di masa pandemi seperti sekarang ini. Mengapa?
Karena:
semua pasien dan pengunjung, discreening sebelum memasuki gedung
, semua pasien dan pengunjung WAJIB
memakai masker dan bahkan face shield bagi yang rentan, tempat duduk berjarak 2 meter, gedung bertekanan negatif sehingga, pertukaran udara terjadi, pintu masuk dan keluar dibuka









